Untuk memahami akhlak Islam, kita bisa berkaca pada kisah yang ada dalam sebuah hadits dalam kitab Riyadus Sholihin, yakni:
Suatu saat sebelum mendirikan sholat rosululloh kedatangan orang miskin dalam kondisi telanjang karena sudah tidak mampu lagi membeli baju. Rosul lantas mendirikan sholat dan setelahnya turunlah QS An-Nisa ayat 1, “Hai Sekalian Manusia, bertaqwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu…..” dan QS Al-Hasyr 18, “Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…”. Setelah turun ayat ini, para shahabat langsung pulang ke rumahnya masing-masing, dan kembali lagi ke mesjid dengan membawa pakaian, peralatan rumah, gandum, dan lain-lain untuk diberikan kepada orang miskin itu.
Dari kisah di atas kita bisa mengambil pelajaran, begitu cepatnya para shahabat terketuk hatinya untuk membantu orang lain meskipun baru diingatkan dengan satu ayat saja. Mereka langsung memahami makna ayat dan melaksanakannya saat itu juga. Akhlak mereka sangat luhur untuk cepat bertindak terhadap fastabiqul khairat, karena kebersihan pikiran dan kesucian hatinya. Bagaimana dengan kita?
Target akhlak Islam adalah kebaikan hidup di dunia dan akhirat serta lepas dari siksa neraka, sebagaimana tercantum dalam QS Al-Baqoroh 201,” Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, “Ya tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia dan akhirat, dan lindungilah kami dari adzab neraka”. Kita dipersilahkan untuk mencari harta di dunia, namun harus tetap dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik di akhirat, misalnya dengan mengeluarkan infak, zakat, dan shodaqoh.
Sementara itu, ada 2 dimensi akhlak Islam yang harus diperhatikan secara seimbang dalam kehidupan kita sehari-hari yakni Hablum minalloh (hubungan dengan Alloh SWT) dan Hablum minannas (Hubungan dengan Manusia) sebagaimana terlihat dalam QS Ali Imran 112, “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) kepada tali (Agama) Alloh dan tali (perjanjian) dengan manusia..”
Tiga tindakan utama dalam berakhlak Islam yaitu menghancurkan segala macam kemusyrikan, menegakkan syariah Alloh di manapun kita berada, dan berbuat baik kepada manusia (apalagi sesama muslim), sebagaimana tercantum dalam QS Al-Baqoroh 177, “Kebaikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Alloh, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada karabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta, dan untuk memerdekaan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menempati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertawa”.
Contoh aplikasi akhlak dalam realitas kehidupan sebagai hasil pancaran iman, ketahuidan dan ketaatan kepada Alloh SWT adalah menggunakan potensi yang ada dalam diri untuk tidak hanya menyelamatkan diri sendiri tapi orang lain agar terhindar dari malapetaka dunia dan akhirat, memberikan rahmat kepada seluruh alam, sayang dan kasih kepada manusia agar terhindar dari malapetakan dunia dan akhirat, Berbuat baik kepada seluruh umat manusia, menunjuki manusia akhlak yang baik, tidak membiarkan orang berbuat salah dan kemaksiatan, dan yang paling penting adalah ikhlas dalam beramal dan beribadah, berbuat atas dasar mencari kecintaan dan keridloan Alloh SWT.