Diantara ciptaan Alloh SWT yang ada dalam tubuh kita, ada yang namanya qolbu (hati). Dinamai qolbu karena secara bahasa ia bermakna bolak-balik. Dalam keseharian, kita bisa merasakan sendiri keadaan bolak balik ini. Di pagi hari kita merasa bahagia dan semangat beribadah, namun siang menjadi sedih, sore kecewa, dan malam terasa malas. Jadi penamaan kata qolbu (hati) ini bukanlah didasarkan pada bentuk atau wujud lahirnya namun berdasarkan pada esensinya.
Perubahan-perubahan yang cenderung ke hal negatif biasanya karena hati sedang tidak khusyu, mengalami ujian hidup atau lupa tentang tujuan hidup. Sehingga yang paling dominan dalam menjaga atau mengobati hati bukanlah orang lain tetapi diri kita sendiri. Kalau hati diibaratkan sebagai tanaman, maka ia harus sering disiram dan dipupuk. Dan kalau hati diibaratkan sebagai aki, maka ia harus sering di-charge. Nabi saw mewariskan suatu do’a terkait dengan usaha menjaga hati yaitu, “Allohumma inni a’udubika min qolbin la yahsa..” yang artinya, “
Ya Tuhanku, aku memohon dipelihara dari hati yang tidak khusyu“.
Gerakan tubuh kita misalnya berbicara, menggerakkan tangan, berjalan, berdikir, dan lain-lain pada dasarnya digerakkan oleh hati. Rosululloh berkata, “Kalau hati beres, maka organ tubuh yang lain akan merefleksikan gerakan yang baik. Namun sebaliknya jika hati tidak beres, maka seluruh tubuh akan tidak baik”.
Maka sering-seringlah kita menjaga hati tetap khusyu, agar output yang dihasilkan oleh tubuh kita pun hasilnya baik. Kita bisa tersenyum dengan tulus dan ikhlas kepada orang lain, bertutur kata santun, tidak menyakitkan serta terhindar dari tindakan negatif misalnya berpikir negatif, iri, menyalahkan orang lain, kebencian, marah, permusuhan, rival, dan lain-lain.
Dalam sebuah hadits, nabi berkata, “Ilmu pertama yang akan diangkat dari bumi adalah ilmu khusyu hati”, Sehingga sering-seringlah berdoa agar kita mendapatkan Qolbun Salim, hati yang yang bersih dengan iman, taqwa, syukur dan sabar sebagaimana tercantum dalam QS Al-Imran 8, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami Rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah maha pemberi”.